Dalam blog ini akan disajikan sejarah dari Khulafa'ur Rasyidin yang diambil dari kitab Al Bidayah Wan Nihayah Masa Khulafa'ur Rasyidin (dalam edisi Indonesia) yang disusun oleh seorang sejarawan yaitu Dr. Muhammad bin Shamil As Sulami dari kitab Tartib Wa Tahdzib Kitab Al Bidayah Wan Nihayah karya Imam Ibnu Katsir.

Senin, Agustus 24, 2009

Biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq (4)

9. Keberkahan Abu Bakar ash-Shiddiq ra. dan Keluarganya

Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra. dia berkata, "Kami keluar bersama Rasulullah saw. dalam sebuah perjalanan, ketika kami sampai di suatu tempat yang bernama al-Baida -atau di Dzatul Jaisy- terputuslah kalung yang kupakai, maka Rasulullah saw. menyuruh rombongan berhenti untuk mencarinya dan orang-orang pun berhenti bersama beliau, sementara mereka tidak menda-pati air dan tidak mempunyai air, maka orang-orang mendatangi Abu Bakar dan berkata, Tidakkah engkau melihat apa yang telah diperbuat oleh Aisyah? Dia telah membuat Rasulullah saw. berhenti dan manusia pun berhenti bersamanya, sementara mereka tidak mendapatkan air dan tidak memilikinya.' Maka datanglah Abu Bakar ketika Rasulullah saw. berbaring meletakkan kepala-nya di atas pahaku sedang tertidur, Abu Bakar mendatangiku dan berkata, 'Engkau telah menahan Rasulullah saw. dan manusia sementara mereka tidak memiliki air dan tidak pula mendapatkannya'." ‘Aisyah ra. berkata, "Maka ayahku mencelaku habis-habisan sambil menusuk-nusuk pinggangku dengan tangan-nya, tidak ada yang menghalangiku untuk bergerak kecuali takut Rasulullah saw. terganggu tidurnya, sementara Rasululullah masih tetap tidur hingga pagi datang dan mereka tidak memiliki air, maka Allah turunkan waktu itu ayat mengenai tayammum, 'Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci).'(An-Nisa': 43).
Usa'id bin Hudhair berkata, "Bukanlah ini awal dari keberkahan kalian wahai keluarga Abu Bakar." Maka ‘Aisyah ra. berkata, "Kemudian kami membangkitkan kendaraan tungganganku dan ternyata kalung tersebut berada di bawahnya."

10. Berita Gembira Untuknya Sebagai Penghuni Surga

Diriwayatkan dari Sa'id bin Musayyab dia berkata, "Telah berkata kepadaku Abu Musa al-Asy'ari bahwa suatu hari dia berwudhu' di rumahnya kemudian berangkat keluar dan berkata, "Aku harus mengiringi Rasulullah saw. hari ini." Beliau berangkat ke mesjid dan bertanya di mana Nabi saw, maka dijawab bahwa beliau keluar untuk suatu hajat, maka aku segera pergi berusaha menyusulnya sambil bertanya-tanya, hingga akhirnya beliau masuk ke kebun yang di dalamnya terdapat sebuah sumur bernama Aris, maka aku duduk di pintu -dan ketika itu pintunya terbuat dari pelepah kurma- hingga beliau menyelesaikan buang hajat dan setelah itu berwudhu, maka akupun berdiri berjalan ke arahnya ternyata beliau sedang duduk-duduk di atas sumur tersebut sambil menyingkap kedua betisnya dan menjulur-julurkan kakinya ke dalam sumur, maka aku datang memberi salam kepadanya, kemudian kembali ke pintu sambil berkata dalam hatiku, "Hari ini aku harus menjadi penjaga pintu Rasulullah saw. Tak lama kemudian datanglah Abu Bakar ingin membuka pintu, maka kutanyakan, "Siapa itu?" Dia menjawab, "Abu Bakar!" Maka kukatakan padanya, "Tunggu sebentar!" Aku segera datang kepada Rasulullah saw. dan bertanya padanya, "Wahai Rasulullah saw., ada Abu Bakar datang dan minta izin masuk!" Rasulullah saw. berkata, "Suruhlah dia masuk dan beritahukan padanya bahwa dia adalah penghuni surga."

Maka aku berangkat menujunya dan berkata, "Masuklah sesungguhnya Rasulullah saw. memberitakan padamu kabar gembira bahwa engkau adalah penghuni surga."

Abu Bakar masuk dan duduk di sebelah kanan Rasulullah saw. sambil menjulurkan kakinya ke sumur sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah saw. dan dia menyingkap kedua betisnya ............................ hingga akhir kisah."

Diriwayatkan dari Qatadah dari Anas bin Malik dia pernah bercerita bahwa Nabi pernah menaiki gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar dan Utsman, maka tiba-tiba gunung Uhud bergoncang dan Rasulullah saw. lang-sung berkata, "Diamlah wahai Uhud sesunggnhnya di atasmu ada seorang Nabi, seorang Shiddiq ra. dan dua syahid."

11. Sepak Terjangnya dalam Membela RasuIullah saw.

Diriwayatkan dari Urwah bin az-Zubair dia berkata, "Aku pernah bertanya kepada Abdullah bin Amru tentang perbuatan kaum musyrikin yang paling menyakitkan RasuIuUah, maka dia berkata, "Aku pernah melihat Utbah bin Abi Mu'ith mendatangi Nabi yang sedang shalat, maka tiba-tiba Uqbah melilit leher Nabi dengan sorban miliknya dan mencekiknya sekeras-kerasnya, kemudian datanglah Abu Bakar membelanya dan melepas-kan ikatan tersebut sambil berkata, "Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena ia menyatakan, 'Rabbku ialah Allah' padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Rabbmu." (Al-Mukmin: 28).

Kamis, Agustus 20, 2009

Biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq (3)

3. Abu Bakar adalah Sahabat yang Paling Utama

Diriwayatkan dari Ibnu Umar dia berkata, "Kami selalu membanding-bandingkan para sahabat di masa Rasulullah saw. maka kami sepakat memilih Abu bakar yang paling utama, kemudian Umar, selanjutnya Usman bin affan"

Diriwayatkan dari Muhammad bin al-Hanafiyyah dia berkata, "Kutanyakan pada ayahku siapa manusia yang paling baik setelah Rasulullah saw." Maka beliau menjawab, "Abu Bakar!" Kemudian kutanyakan lagi, "Siapa setelahnya?" Beliau menjawab, "Umar." Dan aku takut jika dia menyebut Utsman sesudahnya maka kukatakan, "Setelah itu pasti anda. Namun beliau menjawab, "Aku hanyalah salah seorang dari kaum muslimin."

4. Kedudukan Abu Bakar di Sisi Rasulullah saw.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra dari Rasulullah saw. beliau bersabda, ”Andai saja aku dibolehkan mengambil Khalil (kekasih) selain Allah pasti aku akan memilih Abu bakar sebagai khalil namun dia adalah saudaraku dan sahabatku."

Diriwayatkan dari Abdullah bin Abi Malikah ia berkata, "Penduduk Kufah bertanya kepada Abdullah bin az-Zubair perihal bagian warisan yang akan diperoleh seorang kakek, maka dia berkata, "Ikutilah pendapat Abu Bakar. Bukankah Rasulullah saw. pernah menyebutkan perihal dirinya, "Andai saja aku dibolehkan mengambil Khalil (kekasih) selain Allah pasti aku akan memilihnya." Abu Bakar mengatakan, "Samakan pembagian kakek dengan bagian bapak (Jika bapak tidak ada)."

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dari Nabi saw ” Tutuplah seluruh pintu-pintu kecuali pintu Abu Bakar.” Dari Muhammad bin Jubair bin Muth'im dari bapaknya dia berkata, "Pernah seorang wanita mendatangi Nabi iH, kemudian beliau menyuruh-nya kembali datang menghadapnya, maka wanita itu bertanya, "Bagaimana jika kelak aku datang namun tidak lagi menjumpaimu -seolah-olah ia meng-isyaratkan setelah rasul wafat- maka Rasulullah saw bersabda,
"Jika engkau tidak menjumpaiku maka datangilah Abu Bakar."

Diriwayatkan dari Abu Darda', "Aku sedang duduk bersama Nabi tiba-tiba muncullah Abu Bakar sambil menjinjing ujung pakaiannya hingga terlihat lututnya, maka Nabi bersabda, "Sesungguhnya teman kalian ini sedang kesal maka berilah salam atasnya." Maka Abu Bakar berkata, "Wahai Rasulullah saw., antara aku dan Ibnu al-Khaththab terjadi perselisihan, maka aku segera mendatanginya untuk meminta maaf, kumohon padanya agar memaafkan aku namun dia enggan menerima permohonanku, karena itu aku datang menghadapmu sekarang." Rasulullah saw. menjawab, "Semoga Allah mengam-punimu wahai Abu Bakar." Sebanyak tiga kali, tak lama setelah itu Umar menyesal atas perbuatannya, dan mendatangi rumah Abu Bakar sambil bertanya, "Apakah di dalam ada Abu Bakar?" Namun keluarganya menjawab, tidak, Umar segera mendatangi Rasulullah saw. sementara wajah Rasulullah saw. terlihat memerah karena marah, hingga Abu Bakar merasa kasihan terhadap Umar dan memohon sambil duduk di atas kedua lututnya, "Wahai Rasulullah saw. Demi Allah sebenarnya akulah yang bersalah -dua kali-," Maka Rasulullah saw. berkata, "Sesungguhnya aku telah diutus Allah kepada kalian namun kalian mengatakan, "Engkau pendusta!" Sementara Abu Bakar berkata, "Engkau benar " Setelah itu dia membelaku dengan seluruh jiwa dan hartanya. Lalu apakah kalian tidak jera menyakiti sahabatku ?" Setelah itu Abu Bakar tidak pernah lagi di sakiti."

5. Abu Bakar Paling Dulu Masuk Islam dan Selalu Mendampingi Rasulullah saw.

Diriwayatkan dari Wabirah bin Abdurrahman dari Hammam dia berkata, Aku mendengar Ammar berkata, "Aku melihat Rasulullah saw. pada waktu itu tidak ada yang mengikutinya kecuali lima orang budak, dua wanita dan Abu Bakar."

6. Orang yang Paling Dicintai Rasulullah saw.

Diriwayatkan dari Abu Utsman dia berkata, "Telah berkata kepadaku Amru bin al-Ash bahwa Rasulullah saw. pernah mengutusnya dalam peperangan Dzatus Salaasil, kemudian aku mendatanginya dan bertanya, "Siapakah orang yang paling kau cintai? Maka Rasulullah saw. menjawab, '"Aisyah!" Kemudian kutanyakan lagi, "Dari kalangan laki-laki?" Rasul menjawab, "Bapaknya." Kemudian kutanyakan lagi, "Siapa setelah itu?" Dia menjawab, "Umar!" Kemudian
Rasulullah saw. menyebutkan beberapa orang lelaki".

7. Imán dan Keyakinannya yang Kuat

Diriwayatkan dari Abu Hurairah dia berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah saw. berkata, "Ketika seorang pengembala sedang menggembala kambingnya, tiba-tiba datang seekor serigala memangsa seekor kambingnya, maka spontan pengembala tersebut mengejarnya, tiba-tiba serigala itu berpaling menoleh kepadanya dan berkata, 'Siapa yang dapat menjaganya pada waktu dia akan dimangsa, yaitu hari tatkala tidak ada pengembala selain diriku. Dan ketika seorang sedang menggiring sapinya yang membawa beban, maka seketika sapi itu menoleh padanya dan berkata, ' Sesungguhnya aku tidak diciptakan untuk tugas ini, tetapi aku diciptakan Allah untuk membajak.' Orang-orang berkata, 'Subhanallah!' Maka Nabi bersabda, 'sesungguhnya aku beriman kepada berita itu sebagaimana Abu Bakar dan Umar mengimaninya pula'."

Diriwayatkan dari Abdullah Ibnu Umar dia berkata, "Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa menjulurkan pakaiannya (di bawah mata kaki) karena kesombongan maka Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat." Maka Abu bakar berkata, "Sesungguhnya salah satu sisi dari bajuku selalu melorot ke bawah, kecuali jika aku selalu mengetatkannya, maka Rasulullah saw.
bersabda, "Sesungguhnya engkau tidak termasuk orang yang menjulurkan pakaiannya
karena kesombongan."

8. Kemauannya yang Tinggi

Diriwayatkan dari Abu Hurairah berkata," Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa menginfakkan sesuatu dari dua yang dimilikinya di jalan Allah niscaya akan diseru dari pintu-pintu surga, "Wahai Harnba Allah inilah kebaikan. Maka barangsiapa termasuk ahli shalat maka akan dipanggil dari pintu shalat, barang siapa termasuk golongan yang suka berjihad maka akan dipanggil dari pintu jihad, dan barang siapa yang suka bersedekah maka akan dipanggil dari pintu sedekah, barang siapa yang suka berpuasa maka akan dipanggil dari pintu puasa dan dari pintu Ar Rayyan. Maka Abu Bakar berkata, 'Bagaimana jika seseorang harus dipanggil dari setiap pintu, dan apakah mungkin seseorang dipangil dari setiap pintu wahai Rasulullah saw.?' Rasulullah saw. menjawab, ' Ya, dan aku berharap agar engkau wahai Abu Bakar termasuk salah seorang dari mereka'."

Jumat, Agustus 07, 2009

Biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq (2)

BEBERAPA CONTOH KETELADANAN DAN KEUTAMANNYA

Keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq sangat banyak sekali dan telah dimuat dalam kitab-kitab sunnah, kitab tarajim (biografi para okoh), maupun kitab-kitab tarikh. Dan berikut adalah ringkasan yang sesuai dengan yang telah disebutkan Al-Hafizh Abdullah Al-Bukhari dalam shahihnya yang temuat dalam Kitab Fadha’il Shahabat.

1. Beliau adalah sahabat Rasulullah di gua dan ketika hijrah

Allah berfirman dalam QS. At-Taubah (9): 40
Jikalau tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Makkah) mengeluarkannya (dari Makkah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata pada temannya “Janganlah berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita”.

‘Aisyah, Abu Sa’id dan Ibnu Abbas dalam menafsirkan ayat ini mengatakan “Abu Bakarlah yang mengiringi Nabi dalam gua tersebut”

Diriwayatkan dari Al-Bara’ bin ‘Azib, ia berkata “Suatu ketika Abu Bakar pernah membeli seekor tunggangan dari Azib dengan harga 10 Dirham, maka Abu Bakar berkata kepada ‘Azib, Suruhlah anakmu si Barra agar mengantarkan hewan tersebut. Maka Azib berkata, Tidak, hingga engkau menceritakan kepada kami bagaimana kisah perjalanmu bersama Rasulullah ketika keluar dari Makkah sementara orang-orang musyrikin sibuk mencari-cari kalian.”
Abu Bakar berkata “Kami berangkat dari Makah, berjalan sepanjang siang dan malam hingga dating waktu zuhur, maka aku mencari-cari tempat bernaung agar kami dapat beristirahat dibawahnya, ternyata aku melihat ada batu besar, maka segera kudatangi dan terlihat di situ ada naungan, maka kubentangkan tikar untuk Nabi kemudian kukatakan kepadanya, Istirahatlah wahai Nabi Allah. Maka beliaupun beristirahat, sementara aku memantau daerah sekitarnya, apakah ada orang-orang yang mencari kami dating mengintai. Tiba-tiba aku melihat ada seorang pengembala kambing sedang menggiring kambingnya kea rah teduhan dibawah batu tersebut ingin berteduh seperti kami, maka aku bertanya kepadanya, Siapa tuanmu wahai budak? Dia menjawab, Budak milik si fulan, seseorang dari suku Quraisy. Dia menyebt nama tuannya dan aku mengenalnya, kemudian kutanyakan, Apakah kambingmu memiliki susu? Dia menjawab, Ya. Lantas kukatakan, Maukah engkau memeras untuk kami? Dia menjawab, Ya. Maka dia mengambil dari salah satu ambing-kambing tersebut, setelah itu kuperintahkan dia agar membersihkan susu kambing terlebih dahulu dari kotoran dan debu, kemudian kuperintahkan agar menghembuskan telapak tangannya dari debu, maka dia menepuk kedua telapak tangannya dan dia mulai memeras susu, sementara aku telah telah mempersiapkan wadah yang dimulutnya dibalut kain menampung susu tersebut, maka segera kutuangkan susu yang telah diperas itu kedalam tempat tersebut dan kutunggu hingga bawahnya dingin, lalu kubawakan kehadapan Nabi dan ternyata beliau sudah bangun, segera kukatakan padanya, Minumlah wahai Rasulullah. Maka beliau mulai meminum hingga kulihat beliau telah kenyang, setelah itu kukatakan padanya, Bukankah kita akan segera berjalan kembali ya Rasulullah? Beliau menjawab, Ya. Akhirnya kami melanjutkan perjalanan sementara orang-orang musyrik terus-menerus mencari kami, tidak satupun yang bisa menyusul kami kecuali Suraqah bin Malik bin Ju’syam yang mengendarai kudanya, maka kukatakan pada Rasulullah, Orang ini telah berhasil mengejar kita wahai Rasulullah. Namun beliau menjawab, Jangan khawatir, sesungguhnya Allah beserta kita.

Diriwayatkan dari Anas dari Abu Bakar beliau berkata “Kukatakan kepada Nabi ketika kami berada dalam gua, Andai saja mereka (orang-orang musyrik) melihat ke bawah kaki mereka pastilah kita akan terlihat. Rasul menjawab, Bagaimana pendapatmu wahai Abu Bakar dengan dua orang manusia sementara Allah menjadi yang ketiga.”

2. Abu Bakar adalah sahabat yang paling banyak ilmunya

Abu Sa’id Al-Khudri berkata “Suatu ketika Rasulullah berkhutbah di hadapan manusia dan bersabda, Sesungguhnya Allah telah menyuruh seorang hamba untuk memilih antara dunia atau memilih ganjaran pahala dan apa-apa yang ada di sisiNya, namun ternyata hamba tersebut memilih apa-apa yang ada di sisi Allah.”
Abu Sa’id Al-Khudri berkata “Maka Abu Bakar menangis, kami heran kenapa beliau menangis padahal Rasulullah hanyalah menceritakan seseorang hamba yang memilih kebaikan, akhirnya kami ketahui bahwa hamba tersebut tidak lain adalah Rasulullah sendiri, dan Abu Bakarlah yang paling mengerti serta berilmu di antara kami. Kemudian Rasulullah bersabda, Sesungguhnya orang yang sangat besar jasanya padaku dalam persahabatan dan kerelaan mengeluarkan hartanya adalah Abu Bakar. Andai saja aku perbolehkan mengangkat menjadi kekasihku selain Rabku pastilah aku akan memilih Abu Bakar, namun cukuplah persaudaraan se-Islam dan kecintaan karenanya. Maka janganlah ditinggalkan pintu kecil di masjid selain pintu Abu Bakar.”

Diriwayatkan dari ‘Aisyah istri Rasulullah ia berkata “Ketika Rasulullah wafat, Abu Bakar sedang berada di suatu tempat yang bernama Sunuh –Ismail berkata, Yaitu sebuah kampung– Maka Umar berdiri dan berpidato, Demi Allah sesungguhnya Rasulullah tidak meninggal.” ‘Aisyah melanjutkan “Kemudian Umar berkata, Demi Allah tidak terdapat dalam hatiku melainkan perasaan bahwa beliau belum mati, Allah pasti akan membangkitkannya dan akan dipotong kaki dan tangan mereka (yang mengatakan beliau telah mati, pent.). Kemudian datanglah Abu Bakar menyingkap kain yang menutup wajah Rasulullah serta menciumnya sambil berkata, Kutebus dirimu dengan ibu dan bapakku, alangkah harum dan eloknya engkau saat hidup dan sesudah mati, demi Allah yang diriku berada di tanganNya mustahil Allah akan menimpakan padamu dua kali kematian selama-lamanya.”
“Kemudian Abu Bakar keluar dan berkata, Wahai orang yang telah bersumpah, (yakni Umar) tahanlah bicaramu. Ketika Abu Bakar mulai berbicara maka Umar duduk, setelah memuji Allah beliau berkata, Ingatlah sesungguhnya siapa saja yang menyembah Muhammad maka beliau sekarang telah wafat, dan barang siapa yang menyembah Allah maka sesungguhnya Allah akan tetap hidup tidak pernah mati. Kemudian beliau membacakan ayat (QS. AZ-Zumar (39): 30), Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula). Dan ayat (QS. Ali Imran (3): 144), Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik kebelakang (murtad). Barang siapa yang berbalik kebelakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun dan Allah akan member balasan kepada orang-orang yang bersyukur."

Ismail berkata “Maka manusia mulai menangis terisak-isak, kemudian kaum Anshar segera berkumpul bersama Sa’ad bin Ubadah di Saqifah Badi Sa’idah dan mereka berpendapat, Dari kami seorang amir (pemimpin) dan dari kalian (muhajirin) juga seorang amir. Maka segera Abu Bakar, Umar bin Khaththab dan Abu Ubaidah bin Jarrah berangkat mendatangi majlis mereka. Umar berbicara tetapi Abu Bakar menyuruhnya diam. Umar berkata, Demi Allah sebenarnya aku tidak ingin berbicara melainkan aku telah persiapkan kata-kata yang kuanggap sangat baik yang kutakutkan tidak akan disampaikan oleh Abu Bakar.”
“Kemudian Abu Bakar berpidato dan perkataannya sungguh mengena, beliau berkata, Kami yang menjadi amir dan kalian menjadi wazir. Maka Hubab bin Munzir berkata, Tidak demi Allah kami tidak akan terima, tetapi kami seorang amir dan dari kalian seorang amir pula. Abu Bakar menjawab, Tidak, tetapi kamilah yang menjabat sebagai amir dan kalian menjadi wazir, karena susungguhnya mereka (Quraisy) yang paling mulia kedudukannya di bangsa Arab dan yang paling tinggi nasabnya, maka silahkan kalian membai’at Umar ataupun Abu Ubaidah. Maka sepontan Umar menjawab, Tetapi engkaulah yang lebih pantas kami bai’at, engkaulah pemimpin kami, orang yang paling baik di antara kami dan orang yang paling dicintai Rasulullah daripada kami. Maka Umar segera meraih tangan Abu Bakar dan membai’atnya, akhirnya orang-orang pun turut membai’atnya pula.

Diriwayatkan dari ‘Aisyah ia berkata “Pandangan Nabi menengadah ke atas dan bersabda, Tetapi yang kupilih adalah Ar-Rafiqul A’la (kekasih Allah Yang Mahatinggi) 3x.” ‘Aisyah melanjutkan “Tidaklah perkataan mereka berdua (Abu Bakar dan Umar) kecuali Allah jadikan bermanfaat untuk manusia, profile Umar yang tegas berhasil membuat orang munafik yang menyusup di antara kaum muslimin sangat takut padanya, dengan kepribadiannya Allah menolak kemunafikan. Adapun Abu Bakar, beliau berhasil menggiring manusia hingga mendapatkan petunjuk kepada kebenaran dan mengetahui kewajiban mereka, Abu Bakar berhasil mengeluarkan umat dari bencana perpecahan setelah meninggalnya Rasulullah setelah membacakan ayat (QS. Ali Imran (3): 144), Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik kebelakang (murtad). Barang siapa yang berbalik kebelakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun dan Allah akan member balasan kepada orang-orang yang bersyukur.”

Kamis, Agustus 06, 2009

Biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq (1)

NASABNYA
Nama Abu Bakar Ash-Shiddiq sebenarnya adalah Abdullah bin Usman bin Amir bin Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib bin Fihr Al-Qurasy At-Taimi. Bertemu nasabnya dengan Nabi SAW pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai.
Dan ibunya adalah Ummu Al-Khair Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim. Berarti ayah dan ibunya berasal dari Bani Taim.
Ayahnya diberi kuniyah (sebutan panggilan) Abu Quhafah. Dan pada masa jahiliyyah Abu Bakar Ash-Shiddiq digelari Atiq. Imam Thabari menyebutkan dari jalur Ibnu Luhai’ah bahwa anak-anak dari Abu Quhafah tiga orang, yaitu pertama Atiq (Abu Bakar), kedua Mu’taq dan ketiga Utaiq.

KARAKTER FISIK DAN AKHLAKNYA
Abu bakar adalah seorang yang bertubuh kurus, berkulit putih. ‘Aisyah menerangkan karakter bapaknya, “Beliau berkulit putih, kurus, tipis kedua pelipisnya, kecil pinggang (sehingga kainnya selalu turun dari pinggangnya), wajahnya selalu berkeringat, hitam matanya, berkening lebar, tidak bisa bersaja’ dan selalu mewarnai jenggotnya dengan memakai hinai maupun katam. Begitulah karakter fisik beliau.
Adapun akhlak beliau terkenal dengan kebaikan, keberanian, kokoh pendirian, selalu memiliki ide-ide cemerlang dalam keadaan genting, banyak toleransi, penyabar, memiliki azimah (keinginan keras), faqih, paling mengerti dengan garis keturunan arab dan berita-berita mereka, sangat bertawakal kepada Allah dan yakin dengan segala janjiNya, bersifat wara’ dan jauh dari segala syubhat, zuhud terhadap dunia, selalu menghrapkan apa-apa yang lebih baik disisi Allah, serta lembut dan ramah, semoga Allah meridhainya. Akan diterangkan kelak secara rinci hal-hal yang membuktikan sifat-sifat dan akhlaknya yang mulia ini.

KEISLAMANNYA
Abu Bakar adalah lelaki yang pertama kali masuk Islam, walaupun Khadijah lebih dulu masuk Islam daripadanya, adapun dari golongan anak-anaka, Ali yanq pertama kali memeluk Islam, sementara Zaid bin Haritsah adalah yang pertama kali memeluk Islam dari golongan budak.
Ternyata keislaman Abu Bakar paling banyak membawa manfaat besar terhadap Islam dan kaum muslimin dibandingkan dengan keislaman selainnya, karena kedudukannya yang tinggi dan semangat serta kesungguhannya dalam berdakwah. Dengan keislamannya maka masuk mengikutinya tokoh-tokoh besar yang masyhur seperti Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, Usman bin Affan, Zubair bin Awwam dan Talhah bin Ubaidillah.
Di awal keislamannya beliau menginfakka di jalan Allah apa yang dimilikinya sebanyak 40.000 dirham, beliau banyak memerdekakan budak-budak yang disiksa karena keislamannya di jalan Allah, seperti Bilal. Beliau selalu mengiringi Rasulullah selama di Makkah, bahkan beliaulah yang mengiringi Rasulullah ketika bersembunyi dalam gua dan dalam perjalanan hijrah hingga sampai kota Madinah. Disamping itu beliau mengikuti seluruh peperangan yang diikuti Rasulullah baik perang badar, Uhud, Khandaq, Penaklukan kota Makkah, Hunain maupun peperangan di Tabuk.

ISTRI-ISTRI DAN ANAK-ANAKNYA
Abu Bakar pernah menikahi Qutailah binti Abd Al-Uzza bin Abd bin As’ad pada masa Jahiliyyah dan dari pernikahan tersebut lahirlah Abdullah dan Asma’.
Beliau juga menikahi Ummu Ruman binti Amir bin Uwaimir bin Zuhal bin Dahman dari Kinanah, dari pernikahan tersebut lahirlah Abdurrahman dan ‘Aisyah.
Beliau juga menikahi Asma’ binti Umais bin Ma’add bin Taim Al-Khats’amiyyah, dan sebelumnya Asma’ diperistri oleh Ja’far bin Abi Thalib. Dari hasil pernikahan inilah lahirlah Muhammad bin Abu Bakar, dan kelahiran tersebut terjadi pada waktu haji Wada’ di Dzul Hulaifah.
Beliau juga menikahi Habibah binti Kharijah bin Zaid bin Abi Zuhair dari Bani Al-Haris bin Al-Khazraj. Abu Bakar pernah singgah di rumah Kharijah ketika beliau dating ke Madinah dan kemudian mempersunting putrinya, dan beliau masih terus berdiam dengannya di suatu tempat yang disebut dengan As-Sunuh hingga Rasulullah wafat dan beliau kemudian diangkat menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah. Dari pernikahan tersebut lahirlah Ummu Kaltsum setelah wafatnya Rasulullah.

Selasa, Agustus 04, 2009

Biografi Al Imam Ibnu Katsir dan Kitab Al Bidayah Wan Nihayah

Beliau adalah seorang yang dijuluki sebagai Al-Hafizh, Al-Hujjah, Al-Muarrikh, Ats-Tsiqah Imaduddin Abul Fida’ Ismai Ibnu Umar Ibnu Katsir Al-Qurasyi Al-Bashrawi Ad-Mimasyg Asy-Syafi’i.

Lahir disebuah desa bernama Mijdal daerah bagian Bushra pada tahun 700H. Ayahnya meninggal ketika beliau berusia tiga tahun dan beliau terkenal sebagai khatib di kota itu. Adapun Ismail Ibnu Katsir merupakan anak yang paling bungsu. Beliau dinamai Ismail sesuai dengan nama kakaknya yang paling besar yang wafat ketika menimba ilmu di kota Damaskus sebelum Beliau lahir.

Pada tahun 707H, Ibnu Katsir pindah ke Damaskus, dan di sanalah Beliau mulai menuntut ilmu dari saudara kandungnya Abdul Wahhab, ketika itu Beliau telah hafal Al-Qur’an dan sangat menggandrungi pelajaran hadits, fikih maupun tarikh. Beliau juga turut menimba ilmu dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (wafat tahun 728H). Begitu besar cintanya kepada gurunya ini sehingga beliau terus-menerus bermulazamah (mengiringi), dan begitu terpengaruh dengannya hingga mendapat berbagai macam cobaan dan hal-hal yang menyakitinya demi membela dan mempertahannkan gurunya ini.

Pergaulan dengan gurunya ini membuahkan bermacam faedah yang turut membentuk keilmuannya, akhlaknya dan tarbiyah kemandirian dirinya yang begitu mendalam. Karena itulah beliau menjadi seorang yang benar-benar mandiri dalam berpendapat. Beliau akan selalu berjalan sesuai dengan dalil, tidak pernah ta’assub (fanatic) dengan mazhbnya, palagi mazhab orang lain, dan karya-karya besarnya menjadi saksi atas sikapnya ini. Beliau selalu berjalan diatas sunnah, konsekuen mengamalkannya, serta selalu memerangi berbagai bentuk bid’ah dan fanatic mazhab.

Di antara uru beliau yang terkemuka selain Ibnu Taimiyah adalah Alamuddin Al-Qashim bin Muhammad Al-Barzali (wafat tahun 739H) dan Abul Hajjaj Yusuf Bin Az-zaki Al-Mizzi (wafat tahun 748H).

Para ulama di zamannya maupun yang dating sesudahnya banyak memberikan kata pujian terhadap dirinya, diantaranya Al-Imam Adz Dzahabi yang berkata mengenai dirinya “Beliau adalah Al-Imam Al-Faqih Al-Muhaddits yang ternama, seorang faqih yang handal, ahli hadits yang tersohor, serta seorang ahli tafsir yang banyak menukil.”

Muridnya yang bernama Ibnu Hijji berkata, “Beliau adalah orang yang pernah kami temui dan paling kuat hafalannya terhadap matan hadits, paling paham dengan takhrij dan para perawinya, dapat membedakan hadits yang shahih dengan yang lemah, banyak menghafal diluar kepala berbagai kitab tafsir dan tarikh, jarang sekali lupa, dan memiliki pemahaman yang baik serta dien yang benar.”

Al-Allamah Al-Aini berkata, “Beliau adalah rujukan ilmu tarikh, hadits dan tafsir.”

Ibnu Habib berkata, “Beliau Masyhur dengan kekuatan hafalan dan redaksi yang bagus, dan menjadi rujukan ilmu tarikh, hadits maupun tafsir.”

Diantara karya besarnya adalah Tafsir Al-Qur’anul Azhim, Jami’ Al-Masanid Wa As-Sunan, At-Takmil Fi Ma’rifatits Tsiqat Wa Adh-Dhuafa’ Wa Al-Majahil – dalam kitab ini beliau menggabungkan apa yang terdapat dalam kitab Tahdzibul Kamal karya besar Al-Mizzi dan Mizanul I’tidal karya Adz-Dzahabi dengan sedikit penambahan dlam ilmu jarh wa at-ta’dil – dan kitab lainnya yaitu Al-Bidayah Wan Nihayah.

Kitab terakhir ini merupakan ensiklopedi ilmu sejarah. Beliau memulai kitab ini dengan menyebutkan kejadian makhluk-makhluk besar seperti ‘Arsy, kursi, langit, bumi, apa-apa yang terdapat didalamnya dan apa-apa yang terdapat di antara langit dan bumi berupa para malaikat, jin maupun setan-setan kemudian beliau berbicara tentang proses penciptaan Adam AS, kisah para nabi dan rasul hingga zaman Isa bin Maryam AS, kisah umat-umat yang semasa dengan mereka, sikap para umat terhadap para rasulyang diutus ketengah mereka, dan bagaimana akhir dari perjalanan dan nasib umat-umat tersebut, dengan inilah beliau mengakhiri bagian pertama dari kitabnya.

Adapun bagian kedua kitab ini memuat berita uamat-umat terdahulu dari bani Israel dan umat lainnya, hingga akhir zaman al-fatrah (masa kekosongan nabi, pent.) kecuali zaman Arab pra Islam dan masa jahiliyah.

Bagian ketiga kitab ini memuat berita tentang sejarah Arab dan diakhiri dengan pernikahan antara Abdullah Bin Abdul Muthalib dengan Aminah Binti Wahab, Ibu Rasulullah SAW.
Bagian keempat kitab ini memuat sirah (sejarah) Rasulullah SAW. Penulis mulai menerangkan tema sirah Nabi dengan pembahasan ang panjang, beliau membaginya menjadi beberapa bagian, yaitu:
Pertama, mulai masa kelahiran Rasul hingga beliau diutus sebagai Rasul,
Kedia, mulai masa beliau diutus sebagai Rasul hingga hijrah, dan
Ketiga, peperangan-peperangan, pasukan-pasukan kecil yang dikirim (datasemen/saariayah), pengiriman para utusan, haji wada’, sakit beliau hingga wafatnya. Ibnu Katsir mengulasnya sesuai dengan kronologis waktu. Dimulai dari tahun pertama hijriyah, kemuadian beliau menulis biografi Nabi, istri-istri beliau, surat-surat yang belau kirim, para penjaganya, kuda-kudanya, pakaian-pakaiannya … dan seterusnya, kemudian menutup pembicaraan tentang sirah nabi dengan tema-tema yang berkaiatan dengan sirah diantaranya: ktab Syama’il, kemudian kitab Dala’il An-Nubuwah (tanda-tanda kenabian), kemudian beliau berbicara mengenai fadha’il (keutamaan-keutamaan nabi) dan kekhususan beliau.

Bagian kelima kitab ini memuat sejarah Islam pertama, catatan kejadian-kejadian penting pada masa itu, serta catatan wafatnya tokoh-totkoh penting.
Beliau menyusun keadian-kejadian itu sesuai dengan urutan tahun. Dimulai dari tahun ke-11 Hijriyah, metode beliau dalam bagian kelima ini, yaitu menyebutkan kejadian-kejadian penting setiap tahun, kemudian barulah beliau menyebutkan wafatnya tokoh-tokoh penting pada tahun itu. Beliau banyak menyebutkan biografi dari tokoh-tokoh tersebut, walaupun terkadang beliau hanya menyebutkan tahun wafat mereka saja, dan begitilah seterusnya metode penulis hingga akhir buku ini. Kitab tarikh yang beliau tulis ini berhenti hingga tahun 768H, yaitu tujuh tahun sebelum beliau wafat.

Bagian keenam kitab ini memuat tentang fitnah dan bencana yang akan terjadi di akhir zaman, tanda-tanda hari kiamat, kemudian mengenai hari berbangkit, berkumpulnya manusia dipadang maksyar, karakter neraka maupun surga. Namun saying bagian ini tidak dicetak bersamaan dalam kitab ini, tetapi dicetak secara terpisah dengan judul An-Nihayah Fi Al-Fitan Wa Al-Malahim walaupun sebenarnya beliau telah menyebutkan bagian ini dalam mukaddimah, dan beliau kembali menyebutkan perihal ini diakhir pembahasan tentang sirah nabi, dan itulah yang beliau maksud dari kata Wan Nihayah dalam judul kitab.

Senin, Agustus 03, 2009

Kewajiban Mengikuti Rasulullah dan Khulafa'ur Rasyidin

  1. Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Quran kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur. QS. Al Insaan (76):23
  2. Dan orang-orang mukmin dan beramal soleh serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad dan itulah yang haq dari Tuhan mereka, Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka. QS. Muhammad (47):2
  3. Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS. Ali 'Imran (3):31
  4. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. QS. Al Al Ahzab (33):21
  5. Berpeganglah dengan sunnahku dan sunnah khulafaur rasyidin yang diberi petunjuk, gigitlah dengan gerahammu, dan hati - hatilah kamu terhadap perkara yang baru karena sesungguhnya setiap bid'ah itu adalah sesat. Hadits Shahih Riwayat Ahmad, At-Tirmidzy, Al-Hakim, Al-Baghawy.
  6. 'Setiap ummatku akan masuk syurga, kecuali yang enggan'. Mereka (para sahabat) bertanya : 'Siapa yang enggan itu ?. Jawab Beliau : 'Barangsiapa yang mentaatiku pasti masuk syurga, dan barangsiapa yang mendurhakaiku, maka sungguh ia telah enggan' Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Ahmad.
  7. … Barangsiapa mentaati Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam berarti dia taat kepada Allah, dan barangsiapa mendurhakai Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam berarti dia telah mendurhakai Allah … Hadits Shahih Riwayat Bukhari
  8. Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. QS. An Nisaa' (4):155
  9. Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik." QS. Yusuf (12):108
  10. Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. QS. Al Baqarah (2):137
  11. Aku Wasiatkan kepada kalian (untuk mengikuti) para sahabatku, kemudian orang-orang sesudah mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka. Shahih Sunan Ibnu Majah
  12. Kalian akan melihat perselisihan yang hebat sepeninggalku, maka berpeganglah kalian pada sunnahku dan sunnah Khulafa'ur Rasyidin Al Mahdiyin sepeninggalku. Gigitlah ia dengan gigi geraham (peganglah kuat-kuat), dan jauhilah perkara-perkara yang baru (dalam agama), karena setiap bid'ah adalah sesat. Shahih Sunan Ibnu Majah
  13. Aku telah meninggalkan kalian dalam keadaan putih bersih, malam harinya (terang) bagaikan siangnya. Tak seorangpun yang berpaling daripadanya sepeninggalku kecuali akan binasa. Dan siapa diantara kalian yang masih hidup, maka dia akan banyak melihat perselisihan. Maka berpeganglah kalian pada apa yang kalian ketahui, dalam sunnahku dan sunnah Khulafa'ur Rasyidin Al Mahdiyin. Gigitlah ia dengan gigi geraham kalian. Shahih Sunan Ibnu Majah
  14. Ikutilah kedua orang sesudahku. "Beliau mengatakan demikian seraya menunjuk ke arah Abu Bakar dan 'Umar". Shahih Sunan Ibnu Majah
  15. Patuhlah kamu sekalian kepadaku (dengan mengikuti sunnahku), para sahabatku, kemudian orang-orang sesudah mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka, kemudian tersebar luas kebohongan. As Silsilah Ash shahihah
  16. Sebaik-baik ummatku adalah generasi yang hidup saat akau diutus di tengah-tengah mereka, kemudian orang-orang yang datang sesudahku. Kemudian muncul satu kaum, yang bersaksi padahal mereka tidak diminta untuk bersaksi, mereka berlaku khianat dan tideak bisa dipercaya, dan menyebar kegemukan diantara mereka. Shahih Muslim, Shahih Sunan At Tirmidzi
  17. Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. QS. At Taubah (9):100
  18. Janganlah kalian mencaci salah seorang diantara sahabatku. Sekiranya salah seorang diantara kalian menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, maka ia tidak akan bisa mencapai 1 mud (543 gram) infak salah seorang diantara mereka atau separuhnya. Muttafaqun 'Alaih.
    Sesungguhnya Ahli Baitku, mereka memandang bahwa mereka adalah manusia yang paling berhak atas diriku, tapi kenyataannya bukan demikian. Sesungguhnya wali-waliku adalah orang-orang yang bertaqwa diantara kalian, siapapun mereka dan dimanapun mereka berada. HR. Ibnu Abu 'Ashim, dishahihkan oleh Albani.
    Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. QS. Al Hujuraat (49):13
  19. Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. QS. An Nisaa' (4):65