Dalam blog ini akan disajikan sejarah dari Khulafa'ur Rasyidin yang diambil dari kitab Al Bidayah Wan Nihayah Masa Khulafa'ur Rasyidin (dalam edisi Indonesia) yang disusun oleh seorang sejarawan yaitu Dr. Muhammad bin Shamil As Sulami dari kitab Tartib Wa Tahdzib Kitab Al Bidayah Wan Nihayah karya Imam Ibnu Katsir.

Senin, Agustus 24, 2009

Biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq (4)

9. Keberkahan Abu Bakar ash-Shiddiq ra. dan Keluarganya

Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra. dia berkata, "Kami keluar bersama Rasulullah saw. dalam sebuah perjalanan, ketika kami sampai di suatu tempat yang bernama al-Baida -atau di Dzatul Jaisy- terputuslah kalung yang kupakai, maka Rasulullah saw. menyuruh rombongan berhenti untuk mencarinya dan orang-orang pun berhenti bersama beliau, sementara mereka tidak menda-pati air dan tidak mempunyai air, maka orang-orang mendatangi Abu Bakar dan berkata, Tidakkah engkau melihat apa yang telah diperbuat oleh Aisyah? Dia telah membuat Rasulullah saw. berhenti dan manusia pun berhenti bersamanya, sementara mereka tidak mendapatkan air dan tidak memilikinya.' Maka datanglah Abu Bakar ketika Rasulullah saw. berbaring meletakkan kepala-nya di atas pahaku sedang tertidur, Abu Bakar mendatangiku dan berkata, 'Engkau telah menahan Rasulullah saw. dan manusia sementara mereka tidak memiliki air dan tidak pula mendapatkannya'." ‘Aisyah ra. berkata, "Maka ayahku mencelaku habis-habisan sambil menusuk-nusuk pinggangku dengan tangan-nya, tidak ada yang menghalangiku untuk bergerak kecuali takut Rasulullah saw. terganggu tidurnya, sementara Rasululullah masih tetap tidur hingga pagi datang dan mereka tidak memiliki air, maka Allah turunkan waktu itu ayat mengenai tayammum, 'Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci).'(An-Nisa': 43).
Usa'id bin Hudhair berkata, "Bukanlah ini awal dari keberkahan kalian wahai keluarga Abu Bakar." Maka ‘Aisyah ra. berkata, "Kemudian kami membangkitkan kendaraan tungganganku dan ternyata kalung tersebut berada di bawahnya."

10. Berita Gembira Untuknya Sebagai Penghuni Surga

Diriwayatkan dari Sa'id bin Musayyab dia berkata, "Telah berkata kepadaku Abu Musa al-Asy'ari bahwa suatu hari dia berwudhu' di rumahnya kemudian berangkat keluar dan berkata, "Aku harus mengiringi Rasulullah saw. hari ini." Beliau berangkat ke mesjid dan bertanya di mana Nabi saw, maka dijawab bahwa beliau keluar untuk suatu hajat, maka aku segera pergi berusaha menyusulnya sambil bertanya-tanya, hingga akhirnya beliau masuk ke kebun yang di dalamnya terdapat sebuah sumur bernama Aris, maka aku duduk di pintu -dan ketika itu pintunya terbuat dari pelepah kurma- hingga beliau menyelesaikan buang hajat dan setelah itu berwudhu, maka akupun berdiri berjalan ke arahnya ternyata beliau sedang duduk-duduk di atas sumur tersebut sambil menyingkap kedua betisnya dan menjulur-julurkan kakinya ke dalam sumur, maka aku datang memberi salam kepadanya, kemudian kembali ke pintu sambil berkata dalam hatiku, "Hari ini aku harus menjadi penjaga pintu Rasulullah saw. Tak lama kemudian datanglah Abu Bakar ingin membuka pintu, maka kutanyakan, "Siapa itu?" Dia menjawab, "Abu Bakar!" Maka kukatakan padanya, "Tunggu sebentar!" Aku segera datang kepada Rasulullah saw. dan bertanya padanya, "Wahai Rasulullah saw., ada Abu Bakar datang dan minta izin masuk!" Rasulullah saw. berkata, "Suruhlah dia masuk dan beritahukan padanya bahwa dia adalah penghuni surga."

Maka aku berangkat menujunya dan berkata, "Masuklah sesungguhnya Rasulullah saw. memberitakan padamu kabar gembira bahwa engkau adalah penghuni surga."

Abu Bakar masuk dan duduk di sebelah kanan Rasulullah saw. sambil menjulurkan kakinya ke sumur sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah saw. dan dia menyingkap kedua betisnya ............................ hingga akhir kisah."

Diriwayatkan dari Qatadah dari Anas bin Malik dia pernah bercerita bahwa Nabi pernah menaiki gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar dan Utsman, maka tiba-tiba gunung Uhud bergoncang dan Rasulullah saw. lang-sung berkata, "Diamlah wahai Uhud sesunggnhnya di atasmu ada seorang Nabi, seorang Shiddiq ra. dan dua syahid."

11. Sepak Terjangnya dalam Membela RasuIullah saw.

Diriwayatkan dari Urwah bin az-Zubair dia berkata, "Aku pernah bertanya kepada Abdullah bin Amru tentang perbuatan kaum musyrikin yang paling menyakitkan RasuIuUah, maka dia berkata, "Aku pernah melihat Utbah bin Abi Mu'ith mendatangi Nabi yang sedang shalat, maka tiba-tiba Uqbah melilit leher Nabi dengan sorban miliknya dan mencekiknya sekeras-kerasnya, kemudian datanglah Abu Bakar membelanya dan melepas-kan ikatan tersebut sambil berkata, "Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena ia menyatakan, 'Rabbku ialah Allah' padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Rabbmu." (Al-Mukmin: 28).

Kamis, Agustus 20, 2009

Biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq (3)

3. Abu Bakar adalah Sahabat yang Paling Utama

Diriwayatkan dari Ibnu Umar dia berkata, "Kami selalu membanding-bandingkan para sahabat di masa Rasulullah saw. maka kami sepakat memilih Abu bakar yang paling utama, kemudian Umar, selanjutnya Usman bin affan"

Diriwayatkan dari Muhammad bin al-Hanafiyyah dia berkata, "Kutanyakan pada ayahku siapa manusia yang paling baik setelah Rasulullah saw." Maka beliau menjawab, "Abu Bakar!" Kemudian kutanyakan lagi, "Siapa setelahnya?" Beliau menjawab, "Umar." Dan aku takut jika dia menyebut Utsman sesudahnya maka kukatakan, "Setelah itu pasti anda. Namun beliau menjawab, "Aku hanyalah salah seorang dari kaum muslimin."

4. Kedudukan Abu Bakar di Sisi Rasulullah saw.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra dari Rasulullah saw. beliau bersabda, ”Andai saja aku dibolehkan mengambil Khalil (kekasih) selain Allah pasti aku akan memilih Abu bakar sebagai khalil namun dia adalah saudaraku dan sahabatku."

Diriwayatkan dari Abdullah bin Abi Malikah ia berkata, "Penduduk Kufah bertanya kepada Abdullah bin az-Zubair perihal bagian warisan yang akan diperoleh seorang kakek, maka dia berkata, "Ikutilah pendapat Abu Bakar. Bukankah Rasulullah saw. pernah menyebutkan perihal dirinya, "Andai saja aku dibolehkan mengambil Khalil (kekasih) selain Allah pasti aku akan memilihnya." Abu Bakar mengatakan, "Samakan pembagian kakek dengan bagian bapak (Jika bapak tidak ada)."

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dari Nabi saw ” Tutuplah seluruh pintu-pintu kecuali pintu Abu Bakar.” Dari Muhammad bin Jubair bin Muth'im dari bapaknya dia berkata, "Pernah seorang wanita mendatangi Nabi iH, kemudian beliau menyuruh-nya kembali datang menghadapnya, maka wanita itu bertanya, "Bagaimana jika kelak aku datang namun tidak lagi menjumpaimu -seolah-olah ia meng-isyaratkan setelah rasul wafat- maka Rasulullah saw bersabda,
"Jika engkau tidak menjumpaiku maka datangilah Abu Bakar."

Diriwayatkan dari Abu Darda', "Aku sedang duduk bersama Nabi tiba-tiba muncullah Abu Bakar sambil menjinjing ujung pakaiannya hingga terlihat lututnya, maka Nabi bersabda, "Sesungguhnya teman kalian ini sedang kesal maka berilah salam atasnya." Maka Abu Bakar berkata, "Wahai Rasulullah saw., antara aku dan Ibnu al-Khaththab terjadi perselisihan, maka aku segera mendatanginya untuk meminta maaf, kumohon padanya agar memaafkan aku namun dia enggan menerima permohonanku, karena itu aku datang menghadapmu sekarang." Rasulullah saw. menjawab, "Semoga Allah mengam-punimu wahai Abu Bakar." Sebanyak tiga kali, tak lama setelah itu Umar menyesal atas perbuatannya, dan mendatangi rumah Abu Bakar sambil bertanya, "Apakah di dalam ada Abu Bakar?" Namun keluarganya menjawab, tidak, Umar segera mendatangi Rasulullah saw. sementara wajah Rasulullah saw. terlihat memerah karena marah, hingga Abu Bakar merasa kasihan terhadap Umar dan memohon sambil duduk di atas kedua lututnya, "Wahai Rasulullah saw. Demi Allah sebenarnya akulah yang bersalah -dua kali-," Maka Rasulullah saw. berkata, "Sesungguhnya aku telah diutus Allah kepada kalian namun kalian mengatakan, "Engkau pendusta!" Sementara Abu Bakar berkata, "Engkau benar " Setelah itu dia membelaku dengan seluruh jiwa dan hartanya. Lalu apakah kalian tidak jera menyakiti sahabatku ?" Setelah itu Abu Bakar tidak pernah lagi di sakiti."

5. Abu Bakar Paling Dulu Masuk Islam dan Selalu Mendampingi Rasulullah saw.

Diriwayatkan dari Wabirah bin Abdurrahman dari Hammam dia berkata, Aku mendengar Ammar berkata, "Aku melihat Rasulullah saw. pada waktu itu tidak ada yang mengikutinya kecuali lima orang budak, dua wanita dan Abu Bakar."

6. Orang yang Paling Dicintai Rasulullah saw.

Diriwayatkan dari Abu Utsman dia berkata, "Telah berkata kepadaku Amru bin al-Ash bahwa Rasulullah saw. pernah mengutusnya dalam peperangan Dzatus Salaasil, kemudian aku mendatanginya dan bertanya, "Siapakah orang yang paling kau cintai? Maka Rasulullah saw. menjawab, '"Aisyah!" Kemudian kutanyakan lagi, "Dari kalangan laki-laki?" Rasul menjawab, "Bapaknya." Kemudian kutanyakan lagi, "Siapa setelah itu?" Dia menjawab, "Umar!" Kemudian
Rasulullah saw. menyebutkan beberapa orang lelaki".

7. Imán dan Keyakinannya yang Kuat

Diriwayatkan dari Abu Hurairah dia berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah saw. berkata, "Ketika seorang pengembala sedang menggembala kambingnya, tiba-tiba datang seekor serigala memangsa seekor kambingnya, maka spontan pengembala tersebut mengejarnya, tiba-tiba serigala itu berpaling menoleh kepadanya dan berkata, 'Siapa yang dapat menjaganya pada waktu dia akan dimangsa, yaitu hari tatkala tidak ada pengembala selain diriku. Dan ketika seorang sedang menggiring sapinya yang membawa beban, maka seketika sapi itu menoleh padanya dan berkata, ' Sesungguhnya aku tidak diciptakan untuk tugas ini, tetapi aku diciptakan Allah untuk membajak.' Orang-orang berkata, 'Subhanallah!' Maka Nabi bersabda, 'sesungguhnya aku beriman kepada berita itu sebagaimana Abu Bakar dan Umar mengimaninya pula'."

Diriwayatkan dari Abdullah Ibnu Umar dia berkata, "Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa menjulurkan pakaiannya (di bawah mata kaki) karena kesombongan maka Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat." Maka Abu bakar berkata, "Sesungguhnya salah satu sisi dari bajuku selalu melorot ke bawah, kecuali jika aku selalu mengetatkannya, maka Rasulullah saw.
bersabda, "Sesungguhnya engkau tidak termasuk orang yang menjulurkan pakaiannya
karena kesombongan."

8. Kemauannya yang Tinggi

Diriwayatkan dari Abu Hurairah berkata," Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa menginfakkan sesuatu dari dua yang dimilikinya di jalan Allah niscaya akan diseru dari pintu-pintu surga, "Wahai Harnba Allah inilah kebaikan. Maka barangsiapa termasuk ahli shalat maka akan dipanggil dari pintu shalat, barang siapa termasuk golongan yang suka berjihad maka akan dipanggil dari pintu jihad, dan barang siapa yang suka bersedekah maka akan dipanggil dari pintu sedekah, barang siapa yang suka berpuasa maka akan dipanggil dari pintu puasa dan dari pintu Ar Rayyan. Maka Abu Bakar berkata, 'Bagaimana jika seseorang harus dipanggil dari setiap pintu, dan apakah mungkin seseorang dipangil dari setiap pintu wahai Rasulullah saw.?' Rasulullah saw. menjawab, ' Ya, dan aku berharap agar engkau wahai Abu Bakar termasuk salah seorang dari mereka'."

Jumat, Agustus 07, 2009

Biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq (2)

BEBERAPA CONTOH KETELADANAN DAN KEUTAMANNYA

Keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq sangat banyak sekali dan telah dimuat dalam kitab-kitab sunnah, kitab tarajim (biografi para okoh), maupun kitab-kitab tarikh. Dan berikut adalah ringkasan yang sesuai dengan yang telah disebutkan Al-Hafizh Abdullah Al-Bukhari dalam shahihnya yang temuat dalam Kitab Fadha’il Shahabat.

1. Beliau adalah sahabat Rasulullah di gua dan ketika hijrah

Allah berfirman dalam QS. At-Taubah (9): 40
Jikalau tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Makkah) mengeluarkannya (dari Makkah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata pada temannya “Janganlah berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita”.

‘Aisyah, Abu Sa’id dan Ibnu Abbas dalam menafsirkan ayat ini mengatakan “Abu Bakarlah yang mengiringi Nabi dalam gua tersebut”

Diriwayatkan dari Al-Bara’ bin ‘Azib, ia berkata “Suatu ketika Abu Bakar pernah membeli seekor tunggangan dari Azib dengan harga 10 Dirham, maka Abu Bakar berkata kepada ‘Azib, Suruhlah anakmu si Barra agar mengantarkan hewan tersebut. Maka Azib berkata, Tidak, hingga engkau menceritakan kepada kami bagaimana kisah perjalanmu bersama Rasulullah ketika keluar dari Makkah sementara orang-orang musyrikin sibuk mencari-cari kalian.”
Abu Bakar berkata “Kami berangkat dari Makah, berjalan sepanjang siang dan malam hingga dating waktu zuhur, maka aku mencari-cari tempat bernaung agar kami dapat beristirahat dibawahnya, ternyata aku melihat ada batu besar, maka segera kudatangi dan terlihat di situ ada naungan, maka kubentangkan tikar untuk Nabi kemudian kukatakan kepadanya, Istirahatlah wahai Nabi Allah. Maka beliaupun beristirahat, sementara aku memantau daerah sekitarnya, apakah ada orang-orang yang mencari kami dating mengintai. Tiba-tiba aku melihat ada seorang pengembala kambing sedang menggiring kambingnya kea rah teduhan dibawah batu tersebut ingin berteduh seperti kami, maka aku bertanya kepadanya, Siapa tuanmu wahai budak? Dia menjawab, Budak milik si fulan, seseorang dari suku Quraisy. Dia menyebt nama tuannya dan aku mengenalnya, kemudian kutanyakan, Apakah kambingmu memiliki susu? Dia menjawab, Ya. Lantas kukatakan, Maukah engkau memeras untuk kami? Dia menjawab, Ya. Maka dia mengambil dari salah satu ambing-kambing tersebut, setelah itu kuperintahkan dia agar membersihkan susu kambing terlebih dahulu dari kotoran dan debu, kemudian kuperintahkan agar menghembuskan telapak tangannya dari debu, maka dia menepuk kedua telapak tangannya dan dia mulai memeras susu, sementara aku telah telah mempersiapkan wadah yang dimulutnya dibalut kain menampung susu tersebut, maka segera kutuangkan susu yang telah diperas itu kedalam tempat tersebut dan kutunggu hingga bawahnya dingin, lalu kubawakan kehadapan Nabi dan ternyata beliau sudah bangun, segera kukatakan padanya, Minumlah wahai Rasulullah. Maka beliau mulai meminum hingga kulihat beliau telah kenyang, setelah itu kukatakan padanya, Bukankah kita akan segera berjalan kembali ya Rasulullah? Beliau menjawab, Ya. Akhirnya kami melanjutkan perjalanan sementara orang-orang musyrik terus-menerus mencari kami, tidak satupun yang bisa menyusul kami kecuali Suraqah bin Malik bin Ju’syam yang mengendarai kudanya, maka kukatakan pada Rasulullah, Orang ini telah berhasil mengejar kita wahai Rasulullah. Namun beliau menjawab, Jangan khawatir, sesungguhnya Allah beserta kita.

Diriwayatkan dari Anas dari Abu Bakar beliau berkata “Kukatakan kepada Nabi ketika kami berada dalam gua, Andai saja mereka (orang-orang musyrik) melihat ke bawah kaki mereka pastilah kita akan terlihat. Rasul menjawab, Bagaimana pendapatmu wahai Abu Bakar dengan dua orang manusia sementara Allah menjadi yang ketiga.”

2. Abu Bakar adalah sahabat yang paling banyak ilmunya

Abu Sa’id Al-Khudri berkata “Suatu ketika Rasulullah berkhutbah di hadapan manusia dan bersabda, Sesungguhnya Allah telah menyuruh seorang hamba untuk memilih antara dunia atau memilih ganjaran pahala dan apa-apa yang ada di sisiNya, namun ternyata hamba tersebut memilih apa-apa yang ada di sisi Allah.”
Abu Sa’id Al-Khudri berkata “Maka Abu Bakar menangis, kami heran kenapa beliau menangis padahal Rasulullah hanyalah menceritakan seseorang hamba yang memilih kebaikan, akhirnya kami ketahui bahwa hamba tersebut tidak lain adalah Rasulullah sendiri, dan Abu Bakarlah yang paling mengerti serta berilmu di antara kami. Kemudian Rasulullah bersabda, Sesungguhnya orang yang sangat besar jasanya padaku dalam persahabatan dan kerelaan mengeluarkan hartanya adalah Abu Bakar. Andai saja aku perbolehkan mengangkat menjadi kekasihku selain Rabku pastilah aku akan memilih Abu Bakar, namun cukuplah persaudaraan se-Islam dan kecintaan karenanya. Maka janganlah ditinggalkan pintu kecil di masjid selain pintu Abu Bakar.”

Diriwayatkan dari ‘Aisyah istri Rasulullah ia berkata “Ketika Rasulullah wafat, Abu Bakar sedang berada di suatu tempat yang bernama Sunuh –Ismail berkata, Yaitu sebuah kampung– Maka Umar berdiri dan berpidato, Demi Allah sesungguhnya Rasulullah tidak meninggal.” ‘Aisyah melanjutkan “Kemudian Umar berkata, Demi Allah tidak terdapat dalam hatiku melainkan perasaan bahwa beliau belum mati, Allah pasti akan membangkitkannya dan akan dipotong kaki dan tangan mereka (yang mengatakan beliau telah mati, pent.). Kemudian datanglah Abu Bakar menyingkap kain yang menutup wajah Rasulullah serta menciumnya sambil berkata, Kutebus dirimu dengan ibu dan bapakku, alangkah harum dan eloknya engkau saat hidup dan sesudah mati, demi Allah yang diriku berada di tanganNya mustahil Allah akan menimpakan padamu dua kali kematian selama-lamanya.”
“Kemudian Abu Bakar keluar dan berkata, Wahai orang yang telah bersumpah, (yakni Umar) tahanlah bicaramu. Ketika Abu Bakar mulai berbicara maka Umar duduk, setelah memuji Allah beliau berkata, Ingatlah sesungguhnya siapa saja yang menyembah Muhammad maka beliau sekarang telah wafat, dan barang siapa yang menyembah Allah maka sesungguhnya Allah akan tetap hidup tidak pernah mati. Kemudian beliau membacakan ayat (QS. AZ-Zumar (39): 30), Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula). Dan ayat (QS. Ali Imran (3): 144), Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik kebelakang (murtad). Barang siapa yang berbalik kebelakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun dan Allah akan member balasan kepada orang-orang yang bersyukur."

Ismail berkata “Maka manusia mulai menangis terisak-isak, kemudian kaum Anshar segera berkumpul bersama Sa’ad bin Ubadah di Saqifah Badi Sa’idah dan mereka berpendapat, Dari kami seorang amir (pemimpin) dan dari kalian (muhajirin) juga seorang amir. Maka segera Abu Bakar, Umar bin Khaththab dan Abu Ubaidah bin Jarrah berangkat mendatangi majlis mereka. Umar berbicara tetapi Abu Bakar menyuruhnya diam. Umar berkata, Demi Allah sebenarnya aku tidak ingin berbicara melainkan aku telah persiapkan kata-kata yang kuanggap sangat baik yang kutakutkan tidak akan disampaikan oleh Abu Bakar.”
“Kemudian Abu Bakar berpidato dan perkataannya sungguh mengena, beliau berkata, Kami yang menjadi amir dan kalian menjadi wazir. Maka Hubab bin Munzir berkata, Tidak demi Allah kami tidak akan terima, tetapi kami seorang amir dan dari kalian seorang amir pula. Abu Bakar menjawab, Tidak, tetapi kamilah yang menjabat sebagai amir dan kalian menjadi wazir, karena susungguhnya mereka (Quraisy) yang paling mulia kedudukannya di bangsa Arab dan yang paling tinggi nasabnya, maka silahkan kalian membai’at Umar ataupun Abu Ubaidah. Maka sepontan Umar menjawab, Tetapi engkaulah yang lebih pantas kami bai’at, engkaulah pemimpin kami, orang yang paling baik di antara kami dan orang yang paling dicintai Rasulullah daripada kami. Maka Umar segera meraih tangan Abu Bakar dan membai’atnya, akhirnya orang-orang pun turut membai’atnya pula.

Diriwayatkan dari ‘Aisyah ia berkata “Pandangan Nabi menengadah ke atas dan bersabda, Tetapi yang kupilih adalah Ar-Rafiqul A’la (kekasih Allah Yang Mahatinggi) 3x.” ‘Aisyah melanjutkan “Tidaklah perkataan mereka berdua (Abu Bakar dan Umar) kecuali Allah jadikan bermanfaat untuk manusia, profile Umar yang tegas berhasil membuat orang munafik yang menyusup di antara kaum muslimin sangat takut padanya, dengan kepribadiannya Allah menolak kemunafikan. Adapun Abu Bakar, beliau berhasil menggiring manusia hingga mendapatkan petunjuk kepada kebenaran dan mengetahui kewajiban mereka, Abu Bakar berhasil mengeluarkan umat dari bencana perpecahan setelah meninggalnya Rasulullah setelah membacakan ayat (QS. Ali Imran (3): 144), Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik kebelakang (murtad). Barang siapa yang berbalik kebelakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun dan Allah akan member balasan kepada orang-orang yang bersyukur.”